Rabu, 09 Maret 2011

Sejarah intelektual

Fokus utama sejarah intelektual adalah bagaimana lahirnya pemikiranpemikiran
manusia. Pemikiran-pemikiran yang dikaji dalam sejarah intelektual
adalah pemikiran yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia,
baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar.
Hasil pemikiran manusia dapat berupa filsafat atau ilmu pengetahuan.
Apabila filsafat yang dikaji, maka akan melahirkan sejarah filsafat, misalnya
aliran-aliran filsafat yang berkembang di Yunani. Hal ini menjadi kajian sejarah
yang menarik karena pemikiran filsafat Yunani memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap perubahan dunia.
Sejarah intelektual bisa dikaji dalam konteks perkembangan ilmu
pengetahuan. Misalnya perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Untuk melihat
bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, maka harus dilacak
ke belakang, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Islam. Orangorang
Barat pada masa itu banyak mempelajari pemikiran-pemikiran dari
para cendikiawan muslim, seperti ilmu kedokteran dari Ibnu Sina, sehingga
di Barat nama Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicena. Kajian tentang
perkembangan ilmu pengetahuan di Barat dapat merupakan tema dalam sejarah
intelektual.
Sejarah intelektual di Indonesia dapat kita kaji. Kita dapat mengkaji
beberapa pemikiran tentang tokoh-tokoh. Bagaimana kita mengkaji pemikiranpemikiran
para tokoh pejuang Indonesia, kita dapat mulai mempelajarinya
dari latar belakang pendidikannya. Kebanyakan dari tokoh-tokoh pejuang
Indonesia berlatar belakang pendidikan Barat (Belanda). Walaupun mereka
belajar dari pemikiran-pemikiran Barat, tetapi dalam prakteknya para tokoh
tersebut mencoba menyesuaikan dengan kondisi objektif masyarakat di Indonesia.
Misalnya gagasan tentang ekonomi kerakyatan menurut Mohammad Hatta,
gagasan marhaenisme menurut Soekarno, gagasan nasionalisme manurut Ki
Hajar Dewantara, gagasan tentang negara menurut Mohammad Natsir, gagasan
sosialisme menurut HOS Cokroaminoto. Gagasan-gagasan dari para tokoh
pemimpin Indonesia ini penting kita pelajari, karena gagasan-gagasan mereka
cukup berpengaruh dalam perubahan sosial politik di Indonesia. Marhaenisme
Soekarno pada dasarnya merupakan bentuk sosialisme yang ditafsirkan dengan
kondisi nyata bangsa Indonesia. Nasionalismenya Ki Hajar Dewantara adalah
nasionalisme yang berakar dari kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa. Gagasan
nasionalismenya kemudian ia terapkan pada sistem persekolahan yang didirikannya, yaitu Sekolah Taman Siswa. Sekolah ini memberikan peran
sejarah yang cukup penting dan sampai sekarang sekolah ini masih tetap
ada. Sosialisme Cokroaminoto merupakan bentuk reaksi terhadap komunisme
yang waktu itu masuk ke dalam tubuh Syarekat Islam. Gagasan nasionalisme
Cokroaminoto berakar dari nilai-nilai agama Islam. Ekonomi kerakyatan yang
dimaksud oleh Mohammad Hatta dan cocok dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia adalah koperasi, karena dalam diri bangsa Indonesia terdapat nilai
kekeluargaan yang merupakan ciri dari koperasi.


Lebih lanjut tentang: Sejarah intelektual

5 komentar: